Pertandingan babak delapan besar Piala Presiden 2019 antara Persebaya Surabaya dengan Tira Persikabo diwarnai kericuhan. Bahkan pengadil lapangan terpaksa mengeluarkan dua kartu merah untuk penggawa The Young Warriors.
Tidak hanya itu, setelah berakhirnya pertandingan, pemain Tira Persikabo juga mengejar wasit sampai ke lorong menuju ruang ganti. Tim tamu nampaknya tidak puas dengan keputusan wasit asal Semarang, Handri Kristanto.
Menurut pelatih Tira Persikabo, Rahmad Darmawan, penyebab kericuhan tersebut dipicu keputusan wasit yang kurang fair. Terutama setelah tuan rumah diberi hadiah penalti pada menit 87'.
"Mungkin sampai sebelum ada penalti, praktis tidak ada emosi kan? Anda lihat sendiri, pertandingan berjalan dengan baik," kata RD -sapan akrabnya- usai pertandingan, Jumat (29/03).
Puncaknya ketika wasit membiarkan pemain Tira Persikabo tergeletak tanpa berniat menghentikan pertandingan. Sehingga Persebaya bisa mencetak gol ketiga melalui Amido Balde.
"Proses gol ketiga tadi mungkin semua kita juga bisa lihat, terjadi pelanggaran yang jelas-jelas pelanggaran. Tetapi dia membiarkan pelanggaran itu," lanjut RD.
"Sementara dia membiarkan juga bola mengarah ke gawang kita tanpa menghentikan pertandingan dan kita tahu ini perlu juga koreksi untuk semua pihak," tegas pelatih asal Lampung ini.
Scroll ke bawah untuk informasi selengkapnya ya Bolaneters
Sering Dikerjai
Namun, RD sebenarnya tidak terlalu terkejut dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh wasit Handri Kristanto. Sebab, sebelumnya ia sempat dikerjai oleh wasit tersebut ketika masih menukangi Pelita Jaya.
"Waktu itu Pelita lawan Arema, saya ingat sekali dan wasit ini persis sama, wasit asal Semarang namanya Kristianto persis sama," imbuh RD.
"Makanya waktu lari tadi saya tidak marah, saya menanyakan kenapa sih kamu masih tidak kapok melakukan seperti itu saya cuma menanyakan itu," sambungnya.
Namun, mantan pelatih Sriwijaya FC ini heran, Hendri Kristanto tetap eksis sebagai pengadil lapangan. Ia pun berharap ada evaluasi terhadap wasit-wasit yang bermasalah.
No comments:
Post a Comment