PBN BERITA HARI INI - BERITA TERBARU & TERKINI

Berita Politik, Ekonomi, Hukum, Kriminal, Olahraga, Sepak Bola, Teknologi, Otomotif, Artis di Indonesia dan Dunia.

LightBlog

05 November 2018

BMKG Prediksi Seminggu ke Depan Jawa Barat Dilanda Cuaca Ekstrem

Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika Bandung (BMKG) mengatakan bahwa saat ini beberapa bagian Indonesia, terutama bagian barat Indonesia, sedang memasuki musim hujan dari musim kemarau.

Transisi dari musim ini, dalam istilah lain ini disebut periode transisi yang ditandai dengan penurunan hujan ekstrim diikuti oleh angin kencang dan kilat.


Menurut Kepala Bandung, Stasiun BMKG Toni Agus Wijaya, kondisi atmosfer saat ini di wilayah Indonesia dianggap beragam, karena angin Baratan yang menyebabkan hujan tidak dipantau sampai akhir Oktober.

Toni: Ini adalah topan dengan pusat tekanan rendah di utara dan pindah ke Filipina dengan kecepatan maksimum 95 knot.

"Badai topan ini terganggu oleh sirkulasi udara dari Timur Laut menuju kepulauan Indonesia," kata Toni kepada Liputan6.com, Bandung, Minggu (11/4/2018).

Di sisi lain, ada area sirkulasi tertutup di bagian selatan Sumatra dan melambat di bagian barat kepulauan Mentawai. daerah yang dilewatinya.

Toni mengatakan kondisi dinamika atmosfer seperti itu menciptakan prospek yang tinggi, terjadinya hujan di sekitar wilayah Jawa Barat untuk minggu depan. Kata wilayah Jawa Barat umumnya diprediksi memiliki cuaca mendung dan curah hujan sedang.

Selain itu, jelas Toni, itu juga memiliki potensi hujan sedang hingga deras pada siang dan sore hingga malam. Kondisi ini akan lebih signifikan untuk daerah berisiko tinggi.

Penanggulangan bencana tornado, banjir bandang dan tanah longsor. Potensi bencana alam adalah wilayah Jawa Barat yang memiliki kepadatan penduduk yang ditemukan di daerah rawan bencana.

"Bencana alam hidrometeorologis adalah banjir gunung berapi, pergeseran tanah dan tanah longsor. Kemiringan lebih dari 45 derajat, non-abadi tutupan lahan dan pemukiman padat penduduk, memiliki risiko tinggi bencana tanah dan tanah longsor," kata Toni.

Curah hujan ekstrim lebih dari 100 milimeter per hari, atau lebih dari 50 milimeter per jam, merupakan pemicu terjadinya bencana gerakan tanah dan tanah longsor.

Selain itu, hujan yang ekstrim di bagian hulu dari banjir bandang dan berbahaya bagi orang yang tinggal di tepi sungai.

Pada masa transisi ini, pembentukan awan petir Cumulonimbus sering terjadi. Awan petir dapat membentuk tornado, di mana angin puyuh dari angin kencang di lapisan bawah awan dapat menghancurkan apa pun yang melewatinya.

"Di awan ini, angin kencang yang kadang disertai dengan malware bersatu dapat menyebabkan kerusakan permukiman permukiman dan bahkan menyebabkan kilat yang dapat mengambil nyawa dan dampak kerusakan pada peralatan elektronik," jelas Toni.

Karena itu, untuk mengantisipasi memasuki musim hujan, masyarakat didorong untuk mengenali lingkungan tempat mereka tinggal. Jika lingkungan berada di daerah yang sama, sangat penting untuk sementara waktu mengungsi ketika ada hujan sedang sampai hujan deras dalam jangka panjang.

Selain itu, ketika angin kencang dan petir terjadi, orang-orang didesak untuk membuang peralatan elektronik dari sumber tenaga listrik, menghindari di bawah naungan pohon besar, menyediakan jarak yang cukup antara rumah dan pohon besar atau tiang listrik.

"Direkomendasikan agar orang tinggal di kamar atau bangunan ketika itu terjadi. Jika berada di dalam kendaraan, aman untuk tinggal di dalamnya daripada berada di dekat kendaraan," kata Toni.

No comments:

Post a Comment